Selasa, 01 Mei 2012

"AWASSS!!!! PORNOGRAFI RUSAK OTAK!!"



Pornografi,suatu yang tabu menjadi umum di zaman kebobrokan moral dan akhlak sekarang ini. Arus globalisasi dan alasan HAM yang kebablasan dan tak terarah menyebabkan pornografi merajalela menyerang akhlak tidak hanya pada generasi muda,tapi juga orang-orang tua bahkan anak SD dibawah umur pun jadi korbannya. Penikmat pornografi bisa jadi mendapat kesenangan ketika menonton tayangan tersebut. 

Namun, siapa sangka jika kecanduan mengonsumsi tayangan pornografi berbuah terhadap kerusakan otak. Ahli bedah saraf dari San Antonio AS kemarin membeber kerusakan otak karena berbagai kecanduan (adiktif). Hal itu diungkapkan ketika acara diskusi memahami dahsyatnya kerusakan otak akibat kecanduan pornografi dan narkoba dari tinjauan kesehatan di Departemen Kesehatan (Depkes), Dalam seminar mengenai dampak pornografi terhadap kerusakan otak di Jakarta, Senin, ahli bedah syaraf dari Rumah Sakit San Antonio, Amerika Serikat, Donald L. Hilton Jr, MD mengatakan bahwa adiksi mengakibatkan otak bagian tengah depan yang disebut Ventral Tegmental Area (VTA) secara fisik mengecil.

Penyusutan jaringan otak yang memproduksi dopamine--bahan kimia pemicu rasa senang-- itu, menurut dia, menyebabkan kekacauan kerja neurotransmiter yakni zat kimia otak yang berfungsi sebagai pengirim pesan.

"Pornografi menimbulkan perubahan konstan pada neorotransmiter dan melemahkan fungsi kontrol. Ini yang membuat orang-orang yang sudah kecanduan tidak bisa lagi mengontrol perilakunya," kata Hilton serta menambahkan adiksi pornografi juga menimbulkan gangguan memori.

Kondisi tersebut, ia menjelaskan, tidak terjadi secara cepat dalam waktu singkat namun melalui beberapa tahap yakni kecanduan yang ditandai dengan tindakan impulsif, ekskalasi kecanduan, desensitisasi dan akhirnya penurunan perilaku.

"Dan kerusakan otak akibat kecanduan pornografi adalah yang paling berat, lebih berat dari kecanduan kokain," katanya.


Hilton mengatakan, penyusutan otak bisa berangsur-angsur kembali normal asalkan dilakukan pengobatan secara intens. Paling tidak dibutuhkan waktu sekitar 1,5 tahun. Sebab, pada dasarnya otak terus mengalami regenerasi jaringan. ''Dengan demikian, otak yang mengecil itu dapat kembali lagi. Namun, cepat atau lambatnya pemulihan itu bergantung kasus kecanduan yang diderita,'' ujarnya. Termasuk, bergantung intensnya intervensi yang dilakukan. Kerusakan otak akibat kecanduan makanan (obesitas) maupun drugs cenderung lebih mudah diatasi ketimbang pornografi. 

Namun demikian, kata dia, kini ada harapan kerusakan otak itu bisa dipulihkan hingga mendekati normal dengan berbagai metode penyembuhan.

Terapi yang dapat digunakan untuk memulihkan kerusakan otak akibat kecanduan, menurut dia, antara lain pemberian motivasi pribadi untuk memacu semangat penderita guna melepaskan diri dari kecanduan, dan penciptaan lingkungan yang aman bagi pecandu dengan menurunkan secara drastis aksesnya terhadap pornografi.

Selain itu, ia menambahkan, pembentukan kelompok pendukung dengan konselor dan terapis serta terapi peningkatan spiritualitas dampaknya juga sangat bermakna dalam upaya pemulihan.

"Penelitian menunjukkan, spiritualitas, agama apapun, akan mempercepat proses pemulihan," katanya 




sumber : inilah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar